Kamis, 12 Januari 2012

BAHASA ARAB

RESUME BUKU
“Mudah Belajar Bahasa Arab”

A.    LatarBelakang
Penggunaan bahasa Arab sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena pada dasarnya sebagai seorang Muslim kita akan bertemu dengan kaidah-kaidah bahasa Arab setiap harinya. Namun, terdapat banyak hal yang menjadi kendala dalam pembelajaran bahasa Arab. Salah satu penyebabnya adalah karena bahasa Arab bukan salah satu bahasa yang dijadikan mata pelajaran yang di UAN-kan, sehingga bahasa Arab menjadi suatu yang kurang menarik dan membosankan untuk dipelajari. Padahal sebenarnya bahasa ini adalah bahasa ibu ajaran Islam (Lughah al-Ummi) dan menjadi bahasa pergaulan internasional.
Meskipun mayoritas penduduk negara Indonesia adalah orang Islam, minat untuk mempelajari bahasa Arab masih kurang. Hal ini berbeda dengan bahasa Inggris yang dijadikan pelajaran wajib di semua level pendidikan, mulai dari tingkat dasar maupun menengah. Di samping kursus-kursus bahasa Inggris yang bermunculan, salah satu pendorong tingginya minat untuk mempelajari bahasa  Inggris ialah karena bahasa asing tersebut termasuk dalam mata pelajaran yang di UAN-kan. Meskipun sebenarnya seseorang memiliki minat untuk mempelajarinya, bahasa Arab tak ubahnya seperti suatu hal yang mengerikan, rumit dan membingungkan. Hal ini sebenarnya dapat dimaklumi karena masyarakat sudah terbiasa dengan pemahaman fungsi sintaksis bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar sehari-hari.
Selain itu, sebenarnya masih banyak lagi faktor yang melatarbelakanginya. Di antaranya adalah faktor tenaga pengajar bahasa (guru/dosen), faktor subyek pembelajar bahasa (murid),danfaktor materi (bahan ajar). Untuk faktor guru, dalam pembelajaran bahasa Arab diperlukan guru bahasa yang sabar, ulet, profesional, berpengetahuan luas, dan lain-lain. Sedangkan bagi pembelajar dan materinya, bahasan materi harus disesuaikan dengan mainstream yang telah dibangun, tertanam awal dalam memori otak pembelajar bahasa berupa bahasa Indonesia.
Bahasa Arab sendiri memiliki aturan-aturan yang kompleks untuk diindahkan dalam penggunaan dan keterampilan berbahasa. Pemahaman akan kaidah bahasa Arab sangat diperlukan untuk dapat berbahasa Arab dengan baik dan benar.Dengan kompleksnya kaidah bahasa Arab tersebut, pada kenyataannya masih ditemukan berbagai kesulitan lain dalam memahami kaidah-kaidah bahasa Arab. Secara praktiknya pun masih sulit untuk dilaksanakan baik dalam keterampilan berbicara, membaca dan menulis. Oleh karena itu, perlulah dilakukan pembahasan mengenai bahasa Arab secara umumseperti dalamresume ini untuk dapat menambah pengetahuan para pembalajar bahasa Arab.

B.     Urgensi
Adapuntujuan yang paling penting sehinggapenulismenggunakan buku ini untuk dilakukan resume adalah perlu adanya buku panduan bahasa Arab yang sesuai dengan selera pengetahuan bahasa (fungsi sintaksis) yang telah tertanam dalam otak pembelajar bahasa. Selain itu, buku Mudah Belajar Bahasa Arab ini menawarkan metode pembelajaran baru dan mudah dalam mempelajari bahasa Arab. Penulis mencoba menyesuaikan sistematika pembahasannya sesuai dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan dimulai pada pengenalan kata sesuai dengan jenis fungsi penggunaannya, cara membentuk kata (morfologi), menggabungkan kata (frasa), kemudian penyusunannya menjadi kalimat (klausa).

A.    Overview
Judul Buku                  : Mudah Belajar Bahasa Arab
Penulis                         : Nurul Huda
Editor                          : Lihhiati
Penerbit                       : Amzah; Jl. Sawo Raya No.18 Jakarta 13220
Cetakan                       : Pertama, Oktober 2011
No ISBN                     : 978-602-8689-36-6
Jumlah Halaman          : xvi, 248 hlm.
Dimensi                       : 20,5 cm


B.    Isi
Buku“Mudah Belajar Bahasa Arab”ini terdiri dari delapan bab, yang masing-masing bab dijelaskan secara rinci mengenai hal-hal yang dibahas. Buku ini ditulis dengan alasan agar pembaca dapat mengetahui wawasan tentang bahasa Arab dengan lebih mudah, yang disesuaikan dengan sistematika pembahasan pada bahasa Indonesia. Buku inidimulai dengan membahasmengenaipengetahuantentang huruf hijaiyyah yang terdiri atas dua  puluh sembilan macam. Kemudian diikuti dengan pembahasan mengenai vokal yang lazim disebut harakat, diftong dengan lekukan bunyi ‘au’ atau ‘ai’, tanda ortografi seperti sukun, tasydid, madd dan tanwin. Tanda definitif (ال ta’rif) yang dibedakan dalam dua kategori yaitu sebagai Al-qamariyah jika bertemu dengan huruf ي ه و م ك ق ف غ ع خ ح ج ب ا dan Al-syamsiyyah jika bertemu dengan hurufن ل ظ ط ض ص ش س ز ر ذ د ث ت . 
Selanjutnya pada bab kedua dibahas mengenai kata (kalimah- dalam bahasa Arab) dan penggunaannya. Kata dalam hal ini dijelaskan bahwa segala bunyi ucapan atau tulisan, baik yang terdiri dari beberapa huruf atau hanya satu huruf, namun memiliki konsep makna. Dari segi konsep makna yang dimiliki dan atau peranan suatu kata yang digunakan dalam sebuah kalimat, dalam buku ini dijelaskan dalam 12 jenis yaitu : (1) Al-Maushuf : nomina/kata benda,(2) Ash-Shifat: adjektif/kata sifat, (3)Al-Maushul: kata ganti  penghubung, (4) Adh-Dhamir: pronomina/kata ganti, (5) Al-Fi’l: verba/kata kerja,(6) An-Nida: kata pemanggil, (7)Al-Isyarah: demonstratif/kata tunjuk, (8)Al-Adad:numeralia/kata bilangan, (9)Al-Jarrah:preposisi/kata depan, (10)Al-Mushil: konjungsi/kata penghubung, (11)Al-Istifham : interogatif/kata tanya, (12) At-Tabyin: kata keterangan.
Dalam penjelasan kata ganti penghubung, lebih jelas lagi dipaparkan dalam bentuk, fungsi dan makna. Misalnya :الَّذِى, yang mufradmudzakkar- tunggal laki-laki (fungsi), orang/sesuatu (makna). Dalam dhami rjuga dijelaskan secara terperinci dan lebih mudah  dicerna karena dibagi dalam bentuk kolom munfashil :bentuk mandiri/asal, muttashil : bentuk tersambung verba madhi menjadi fa’il atau na’ibfa’il,dan muttashil : bentuk tersambung menjad imaf’ulbih, mudhafilaih, dan al-majrur (denganpreposisi). Pembahasan kata kerja, juga lebih mudah dipahami karena dibahas dengan menggunakan kolom seperti contoh berikut ini :

Madhi (1)
Mudhari (2)
Makna
Amar (3)
Makna
ذهب
يذهب
Pergi
اذهب
Pergilah!
           
Secara umum buku ini juga menjelaskan bahwa segala macam jenis kata menurut kegunaannya dapat diklasifikasikan lagi dalam bingkai besar berdasarkan bentuk maknanya menjadi :
1.      Kalimah al-ism, yang dibagi kembali dalam kata maushuf (benda), kata shifat (sifat), kata maushul (kata ganti penghubung), kata isyarah (kata tunjuk), dhamir (kata ganti), kata tanya, dan kata ‘adad (bilangan).
2.      Kalimah al-fi’l, dan
3.      Kalimah al-harf, yang dapat dibagi kembali dalam nida (kata pemanggil), jarrah (kata depan), mushil (konjungsi), istifham dan sebagian tabyin.
Pada bab ketiga dijelaskan mengenai pembentukan kata dan klasifikasinya, keberagaman kata ini didasarkan pada kata (misalnya) makan, memakan, makanan, dimakan, pemakan, termakan dan mungkin kemakan. Pembahasan dimulai dengan menjelaskan mengenai jamid (kata asli) yang terdiri dari fi’il jamid dan maushuf jamid. Penentuan akar kata juga dibahas dalam bab ini. Contoh :



Mashdar
Akar kata
Makna
Mashdar
Akar kata
Makna
شَجَا عَةٌ
ش – ج - ع
Keberanian
قِرَاءَةٌ
ق – ر - ء
Bacaan
بُخْلٌ
ب – خ- ل
Kebakhilan
صَبْرٌ
ص – ب - ر
Kesabaran
           
Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai kata musytaq dan kata berimbuhan (mazid fih). Klasifikasi kata benda dan kata sifat dijelaskan lebih rinci lagi menjadi empat kategori yaitu :
1.      Aspek cakupan makna, menjadi makrifat dan nakirah,
2.      Jenis kelamin, menjadi mudzakkar dan muannats,
3.      Aspek huruf akhirnya, shahih akhir dan ghairu shahih akhir,
4.      Aspek makna jumlah, menjadi mufrad, tatsniyah (mutsanna), dan jamak.
Bab empat menjelaskan mengenai i’rab atau tasykil yang didefinisikan sebagai perubahan tanda atau lambang bunyi (vokal, harakat) pada akhir kata yang disebabkan oleh posisi dalam sebuah gabungan kata (frasa) atau posisi dalam struktur bangunan kalimat (klausa). Penentuan harakat akhir ini disebabkan kata yang menempati fungsi sintaksis, baik berkategori frasa maupun klausa. Dalam bab ini dijelaskan empat macam kaidah yang digunakan, yaitu :
1.      Rafa’(الرّفع), posisi atau kedudukan mengharuskan tasykil dhammah
2.      Nashb(النصب), kedudukan mengharuskan tasykil fathah
3.      Jarr(الجرّ), posisi mengharuskan tasykil kasrah
4.      Jazm(الجزم), posisi mengharuskan tasykil sukun
Selain itu, kedudukan atau fungsi sintaksis, juga dibahasa dalam bab yang sama. Suatu kata akan disesuaikan i’rab atau tasykil-nya ketika menempati suatu posisi dalam susunan kata atau kalimat. Macam tanda i’rab/tasykil yang akan disandang oleh suatu kata tergantung kedudukan itu; apabila kedudukan rafa’ maka kata itu harus di marfu’kan apabila kedudukan nashab maka harus di manshubkan dan begitu seterusnya.
Frasa dan pembentukannya dijelaskan pada bab kelima buku ini. Frasa (المركّب) diartikan sebagai gabungan dari dua kata atau lebih yang bersifat ghairu isnadi (nonprediktif). Artinya, salah satu di antara kedua kata atau lebih tersebut tidak ada yang menduduki fungsinya sebagai musnad (predikat). Melainkan penggabungan dua kata atau lebih tersebut menjadi satu kesatuan makna dan dapat menjadi salah satu unsur posisi atau fungsi sintaksis dalam sebuah klausa. Murokkab ini dibagi menjadi sebelas yaitu : idhafi, jarri, na’ti, badali, taukidi, musyari, munadi, tamyizi, mazji, fi’li, maushuli.Contoh dari pola idhafi yaitu غُلامُ زَيْدٍ pembantu Zaid, خَا تَمُ حَدِيْدٍcincin besi.
Bab enam membahas klausa dan pembahasannnya. Istilah “al-kalam”, dalambahasa Indonesia di istilah kan dengan kalimat (rangkaian kata-kata terstruktur). Struktur dari pada rangkaian kata-kata tersebut dalam bahasa Indonesia dinamakan “klausa”, sedangkan dalam bahasa Arab dinamakan “Jumlah”. Jumlah/klausa secara menyeluruh mempunyai empat unsure fungsi sintaksis, yaitu subjek (musnadilaih), predikat (musnad), objek (maf’ulbih) danfudhlah (keterangan). Dalam bab ini dibahas secara mendalam tentang Klausa Verba (جملة فعلية), klausa Nomina (جملة إسمية), فضلة (keterangan) dan الجرة (Preposisi).
Kata penghubung (الموصل) sebagai penghubung kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, dan atau bahkan kalimat dengan kalimat dibahas dalam bab tujuh. Pengklasifikasian kata penghubung terdiri dari penghubung mashdariyah, penghubung athfiyah, penghubung syarthiyah, dan penghubung istitsna’iy.
Bab terakhir membahas tentang kalimat dan klasifikasinya. Berdasarkan struktur bangunan kalimat, kalimat dibedakan menJadi dua, yaitu kalimat meemuk setara dan kalimat meemuk bertingkat. Adapun klasifikasi berdasarkan maknanya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita (كلام الخبر) dan kalimat insya’(كلام اللإنشاء). Kalimat berita meliputi perbandingan (تفضيل) biasa juga disebut degrees of comparison.Contoh :

Bentuk Biasa
Makna
Bentuk Tafdhil
Makna
Mu’annats
Mudzakkar
حسن
Baik
حسنى
أحسن
Lebih baik
طويل
Panjang
طولى
أطول
Lebih panjang/tinggi

Perbandingan Penyerupaan/Tasybih juga termasuk dalam kategori kalimat berita. Kata pena yang digunakan untuk tasybih diantaranyaن :ك ، كأ
Adapun kalimat insya’ meliputi kalimat Tanya (كلام الإستفهام), kalmiat perintah, kalimat larangan,  tamanni, ta’ajubi, qasam, dan dzam.


C.     Kelebihan
Kelebihan yang paling menonjol dari buku “Mudah Belajar Bahasa Arab” ini ialah sistematika pembahasan yang disesuaikan dengan pembelajaran bahasa Indonesia sehingga sesuai dengan mainstream yang telah tertanam dalam memori otak pembelajar bahasa. Dimulai dengan pengenalan kata sesuai dengan jenis fungsi penggunaannya, cara membentuk kata (morfologi), menggabungkan kata (frasa), kemudian penyusunannya menjadi kalimat (klausa).
Secara keseluruhan, buku ini telah memaparkan dengan cukup lengkap komponen Bahasa Arab dari perspektif ketatabahasaan meliputi kaidah-kaidah Nahwu dan Shorof.Metode penyusunan materi dengan klasifikasi bab secara terperinci dengan pengkajian yang cukup mendalam memudahkan pembaca untuk memahami materi.

D.    Kekurangan
Beberapa catatan yang kiranya perlu penulis ungkapkan tentang buku ini yaitu belum terdapat latihan soal di akhir setiap bab sebagai penguatan dan evaluasi. Didapati pula beberapa sub-bab yang tidak bias dipahami pembelajar pemula karena tidak adanya contoh penggunaan (aplikasi) dalam kata, seperti pada Bab II tentang Adh-Dhomir (halaman 12).Perubahan bentuk fi’il baik madhi, mudhari’ maupun amr karena pengaruh dhomir, hanya dipaparkan sebatas huruf tambahan yang menunjukkan pengganti dhamir tanpa menunjukkan perubahan fi’il. Begitu pula pada pembahasan Nida’ (halaman 16), ‘Adad (halaman 16), dan Al-Jarrah (halaman 21), belum terdapat pemaparan yang komprehensif tentang I’rob kata yang mengikutinya dan contoh penggunaan qo’idah dalam kalimat untuk lebih memahamkan pembaca akan materi yang mempunyai tingkat kompleksitas cukup tinggi.
Selain itu, ditemukan penyebutan beberapa istilah asingyang belum ada penjelasan tentang hal itu sebelumnya, seperti pada halaman 14 tentang keterangan muttashil dan munfashil yaitu penyebutan istilah naibulfa’il,fa’il, maf’ulbih, mudhofilaihdan al-majrur. Begitu pula terdapat penyebuta nistilah marfu’, manshub, dan majrur (halaman 90) tanpa penjelasan akan maknanya. Hal ini dapat menimbulkan kebingungan bagi pembelajar pemula,  terutama yang mempelajari buku ini secara otodidak.
Penggunaan istilah-istilah seperti klausa verbal, klausanomina dan sintaksis tanpa memberikan definisi dari kata-kata tersebut juga akan menghambat pembaca dalam menangkap isi buku.

E.    Manfaat
Ilmu tata bahasa Arab terdiri dari beberapa kelompok pembahasan yang saling berkaitan dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Dengan buku ini pembaca dapat mempelajari bahasa Arab dengan metode induktif, yaitu dengan terlebih dahulu mengena lkomponen-komponen kalimat bahasa Arab, kaidah-kaidah setiap kata ketika tersusun dalam kalimat,  baru kemudian macam-macam pola susunan kalimat bahasa Arab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar